JURNAL 2022 - THROWBACK WEDNESDAY 2019 - 2022
Bloggy apakah kamu disana saat ini mengalami hal yang sama seperti aku saat ini? Berada dihadapan jembatan asing yang harus dilalui?
Jika sama, semoga kita bisa berjalan beriringan sampai ke ujung jembatan dan meraih sukses bersama.
Saat akan melangkah maju ada rasa ketakutan, kekhawatiran yang datang, tapi aku mencoba menepisnya dengan menonton drama lucu Korea, mendengar musik dengan lirik-lirik optimis yang mampu membangkitkan api semangat untuk terus melangkah maju dan berfokus pada keberhasilanku dimasa yang akan datang.
normal untuk merasa ketakutan jalan keluarnya hadapi |
Sesekali akupun menoleh kebelakang hanya untuk mencari, mengingat beberapa kejadian ajaib semasa aku meniti karir yang ku mulai dengan bekerja sebagai pegawai rendahan pengukur kayu gelondongan dan berakhir sebagai Asisten Eksekutif diperusahaan kecil dikota tempat ku tinggal. Lantas aku tersadar, aku masih menjadi Gadis itu. Gadis yang 23 tahun lalu bercita-cita menjadi seorang eksekutif dengan setelan blazer mewah berjalan berlenggak lenggok di lorong kantor untuk mempersiapkan presentasi meeting. Aku sudah berhasil menggapai mimpiku yang kubayangkan 23 tahun yang lalu saat aku menginjakkan kaki pertama kali di Pulau Sumatera. Aku berhasil bahkan hasilnya melebihi dari ekspektasi!
Gadis itu yang 23 tahun lalu berhasil mewujudkan mimpinya kini mempunyai impian baru. Impian yang dimulai 3 tahun yang lalu, mimpi itu hadir disaat karirku sedang berada dalam posisi terbaik (*menurut kolega-kolegaku]) tak diduga sama sekali impian baru itu bisa hadir karena kekhawatiranku melihat kurangnya kepekaan people yang berada dilingkungan kerjaku mengenai dampak sosial negatif yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang dan tentunya kaan mempengaruhi citra perusahaan. Kekhawatiran itu benar terjadi, its true, happened! Beberapa hari mendekati hari terakhirku bekerja 3 tahun yang lalu aku bertanya-tanya "Tuhan, mengapa aku harus dihadapkan oleh pilihan seperti ini? Aku tidak pernah mempunyai impian menjadi seorang pemimpin, tapi mengapa aku sekarang harus dihadapkan oleh pilihan seperti ini? Apa mau Mu Tuhan ku? Apa pesan Mu yang harus aku serap???"
bahkan bunga pun merasakan dahsyatnya badai |
Pada saat jawaban itu datang, aku belum paham dengan pasti maksud dari jawaban itu sendiri, seperti ini jawabannya "Aku harus mampu menciptakan pola pikir yang baik dan membangun bagi orang disekitarku, banyak orang yang membutuhkannya"
Membutuhkan waktu 3 tahun untuk aku benar-benar paham dan mulai berfokus pada cara mewujudkan jawaban itu. Langkah kecil selama 3 tahun ini aku jalani dengan berbagi hal-hal positif di media sosial yang dibubuhi narasi-narasi menyentil in positive way. Semua hal akan aku bagi di media sosial mempertimbangkan 3 hal, edukatif, supportif dan fun.
Aku selalu berpikir jika kita hidup didunia ini mempunyai jalan hidup masing-masing, tapi diantara jalan tersebut kita bisa memilih yang paling baik diantara keduanya untuk masa depan. Untuk beberapa kasus hidup ada juga orang yang harus memilih yang paling buruk diantara 2 pilihan lantas mereka memilih yang buruknya paling sedikit.
meditasi adalah pilihanku agar dapat mengontrol pikiranku |
Oleh karena pilihan tersebut saat ini aku menjalani babak baru dalam hidupku. Hidup yang ku berharap adalah yang akan mempunyai efek manfaat jangka panjang yang baik untuk keluargaku dan orang-orang terdekatku dan kalau bisa se-Indonesia. Banyak orang yang tidak mengerti pilihanku dan aku berpikir bukan kewajiban mereka juga untuk paham apa yang menjadi pilihanku. Hasil perjuanganku lah nantinya yang akan menjawab dan memberi pemahaman baru bagi mereka, sesimple itu hidup dan caraku berpikir.
Diantara berbagai kesibukanku beberapa
waktu ini, akupun banyak merenung dan menelaah perilaku adik-adik penerus
bangsa ini, bangsa yang penuh akan berbagai budaya. Aku harus mengangguk
menyetujui gerakan-gerakan kesehatan mental dari berbagai komunitas dan bahkan influencer.
Baru-baru ini aku menonton film dokumentasi Selena Gomez yang merupakan
jurnal perjalanan mentalnya, film dokumentasi berdurasi singkat ini sungguh merupakan
hal yang sangat pribadi. Memerlukan kesehatan mental dan kesiapan mental untuk
mempublikasikannya di media secara massive.
Singkat cerita, Selena Gomez sempat menderita bipolar hal yang sama dialami oleh Marshanda, artis Indonesia.
Bloggy keadaan ini dapat menimpa siapapun, tidak memandang miskin atau kaya,
terkenal atau tidak terkenal. Setiap manusia memiliki perasaan yang halus yang
akan terluka hatinya jika menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan. Bahkan
untuk diriku sendiri saja di usiaku yang 30+ sesekali akan terluka dan itu
merupakan hal yang normal. Ada senang, ada sedih. Semoga siapapun yang membaca
tulisanku hari ini, siapapun kamu dapat ditemukan dengan teman-teman baik,
konten medsos penyemangat, bacaan yang mendidik, pacar yang baik yang bisa menjadi
penyemangat hidup kamu dan bijak dalam menyikapi segala macam keadaan.
Baikah, sudah waktunya aku mengerjakan beberapa tugas harian baru yang mulai mengejar hari-hariku. Terimakasih yang sudah membaca jurnal motivasiku, see you on top!