Oktober 2014 kala itu aku haus sama yang namanya jalan-jalan karena mendengar kabar ada low cost trip dari sahabatku so aku rasa ini kesempatan yang bagus buat ngebolang dan kami putuskan untuk berwisata low cost alias open trip ke Anak Gunung Krakatau.
Jumat pagi dibulan Oktober hari yang aku tunggu-tunggu telah tiba. Hari dimana waktunya bersenang-senang, kalian pastinya excited banget kalau mau ngebolang, the vibe is change immediately. Di Jumat itu aku dan teman ku bersiap lebih awal dan berkumpul di McD Lodaya, Bogor dilanjutkan dengan perjalanan ke Terminal Bus Barangnangsiang dan naik bus menuju pelabuhan Merak, Banten. Di liburan kali ini kita putuskan buat pake jasa wisata FunTripsTour. Jadwal wisata dan biaya yang ditawarkan lumayan murah dan masuk akal untuk trip bareng. Low cost trip atau open trip cocok banget buat kalian anak kos dan kaum rebahan yang suka ngetrip bareng temen-temen atau bahkan buat kamu yang lagi cari temen.
158 KM itulah jarak tempuh dari kotaku ke pelabuhan Merak, Banten dengan bus yang kami naiki perjalanan itu ditempuh selama 3 jam. Kita datang 2 jam lebih awal. Dari pendaftaran ulang oleh panitia di pelabuhan Merak ke jadwal berangkat kapal itu lumayan panjang jarak waktunya, alhasil kita tidur-tiduran di selasar arah ke pintu masuk sambil melongo perhatikan para pro traveler dan blogger/vloger yang bawa tas ransel khas pecinta traveling -carrier.
Gimana gak melongo coba guys, aku dan sahabatku masing-masing bawa tas Dora dan hanya punya modal tambahan kamera handphone, jaket dan scarf harian yang sama sekali gak bernuansa pro traveling atau apapun itu sebutannya. But, it is really fun actually, aku dan sahabatku selalu berhasil menertawai kita berdua yang beda dari para pro dan karena kebiasaan kita yang cekakak cekikikan bareng, beberapa traveler diam-diam tercuri perhatiannya ke kita and Boom! Dengan seketika aku dan sahabatku berhasil punya temen baru, kita panggil mereka dengan Liz, Indra, Meri dan Dewi. Liz dan Indra sahabatan sama hal nya dengan Meri dan Dewi mereka juga sahabatan dan akhirnya kita dipertemukan di satu pelabuhan, Pelabuhan Merak.
|
Ki-ka Liz, Merry, Indra, Dewi |
Senangnya punya temen baru adalah, aku bisa cerita minat yang sama tentang traveling dan mendapatkan berbagai informasi tentang tujuan wisata yang menarik, yang sudah, ataupun rekomen buat didatangi. Pada akhirnya obrolan kita berakhir dengan obrolan tentang betapa indahnya Pulau Derawan di Kalimantan Timur. Gak ada yang bisa nolak sih indahnya pantai di Pulau Derawan dan sudah bisa dipastikan kita pengen kesana dengan ide low cost trip hahhahahaha. Ok, waktunya masuk ke kapal yang akan membawa kita ke Bakaheuni selama 2 jam perjalanan laut. Wooow itu suara klakson kapal luar biasa gedenya dan bikin mata aku melek karena kaget, by the way suara klakson kapal itu juga mengawali perjalanan kita berenam ke tujuan berikutnya, pelabuhan Bakaheuni.
Setelah menempuh kurang lebih 2 jam perjalanan laut, akhirnya kita sampai di pelabuhan Bakaheuni pagi-pagi buta alias subuh. Perjalanan dilanjutkan dengan berkendara dengan angkot yang disewa oleh Funtrips Tour. What amazing trip! Kapan lagi pake angkot bareng temen baru yang seru, bahkan sampai ada yang nangkel alias bergelantungan di angkot sewaaan. Itu buat aku pengalaman yang asyik, mengingatkan aku pada masa-masa SMP dulu. Hanya perlu waktu waktu 40 menit perjalan darat menggunakan angkot untuk bisa sampai ke tujuan kita berikutnya, pelabuahan Kalianda, Kabupaten Lampung. Dan sesampainya di pelabuhan kecil Kalianda, kita diminta buat ganti baju dengan beach ware oyaaaa sudah bisa dipastikan antrian terjadi, tapi gak usah khawatir kalian bisa melipir dulu buat beli kopi dan sarapan gorengan, nasi uduk atau indomie ke warung-warung kalau jatah sarapan pagi dari FunTripsTour kurang buat ukuran usus kamu. Warung berjejer tak jauh dari ruangan ganti baju dan toilet umum yang disediakan di pelabuhan kecil, Kalianda.
|
Pelabuhan Kalianda |
Selanjutnya perjalanan ditempuh selama 1 jam menuju pulau Sebuku dengan kapal modern berukuran sedang untuk snorkeling, tapi aku memilih tidak snorkeling dilokasi ini, aku ingin pengalaman snorkeling yang lebih. Aku memilih berpose dan menikmati pemandangan daratan, bisa aku katakan pasir pantai pulau Sebuku ini tergolong halus dan bersih juga terlihat virgin selain itu pulau ini sama sekali tidak ada yang menghuninya, selain marga satwa guys!
|
Pasir halus dan keemasan Pulau Sebuku |
Setelah koloni trip puas photo dan snorkeling, perjalanan dilanjutkan ke Pulau Sebesi dimana disana penginapan sederhana telah disediakan, is time for me to sleep well. Dengan pilihan open trip kalian bisa pilih mau tidur di barak atau memilih kamar terpisah dari peserta lainnya. Sepasang suami istri yang baru menikah memesan kamar terpisah dari peserta lainnya -please jangan bayangkan apa yang akan terjadi, penulis hanya memberikan gambaran pilihan ruangan untuk tidur yang disediakan oleh biro perjalanan.
Setelah mandi dan santai-santai, panggilan makan siang pun terdengar, makan siang dihidangkan dengan gaya buffet pada saat itu dan tak diragukan lagi cacing-cacing dalam perut kami sudah teriak kelaparan. Masuk ke waktu Ashar atau sekitar jam 3 sore kita diingatkan panitia Funtrips untuk bersiap-siap berangkat ke Pulau Umang dan Hunting Sunset disekitar pulau. Aku memilih untuk tidur selama beberapa menit lantas berdiam diri di tepi pantai Pulau Sebesi sembari menikmati sunset sendirian. Cukup mengesalkan untuk teman ku, tapi dia sudah mempunyai 4 teman baru, aku pikir itu bukan masalah besar dan aku berhasil meyakinkannya. Aku nikmati sunset dengan deburan ombak yang bersahabat diatas hammock khas pantai, just breath and be present.
Rombongan pencari sunset romantis kembali ke Pulau Sebesi dan aku merasa mereka hanya pergi sesaat dan mereka tiba saat jadwal makan malam akan memasuki waktunya dalam hitungan 60 menit. Sambil lonceng makan malam tiba dibunyikan, waktu kami habiskan dengan bercerita, ada juga yang bermain gitar dan ada juga yang sibuk memandangi panggangan tempat ikan-ikan dibakar. Ya malam ini lagi-lagi kami disuguhi oleh makanan laut yang segar, beberapa ikan laut dan cumi segar serta sambal kecap. Bukan masakan yang mewah seperti makan malam di kafe atau restoran di kota, tapi ini lebih dari cukup untuk mengisi tenaga kami yang terkuras karena tertawa bahagia dan mungkin karena mabuk laut -di trip ini aku pikir gak ada yang mengeluarkan sesuatu dari perutnya saat di kapal, entahlah.
Hari yang panjang, angin di tepi pantai Pulau Sebesi mulai tak bersahabat, kami putuskan untuk beristirahat, besok kami akan mempunyai jadwal yang sangat aku tunggu-tunggu, mendaki anak gunung Anak Krakatau yang legendaris untuk hunting sunrise dan snorkeling ke Lagoon Cabe.
|
Aku memilih tidur untuk menunggu sampai pulau Anak Krakatau |
Aku merasa ini perjalanan terpanjang yang aku alami selama dua hari ini dan saat akan memasuki waktu sunrise, kapal kami pun berlabuh di pulau vulkanik hasil erupsi tahun 1883 yang konon abu dan asapnya sampai ke negara Barat dan menutupi langit atau atmosphere selama 1 tahun lamanya, Pulau Anak Krakatau yang secara geografis terletak di Kabupaten Lampung Selatan di Selat Sunda *sumber Wikipedia |
Pemandangan sunrise dari atas kapal sebelum mendaki |
I'm very excited! Kaki ku ku alasi dengan sepatu merah hitam khusus untuk city outdoor, bukan gaya yang Wow untuk seorang traveler tapi sepatu ini telah menjadi saksi ngebolangku bertahun lamanya. Amazing! Pasir di bibir pantai tidak lagi berwarna putih seperti diperjalanan ku sebelumnya, pasir ini sangat halus dan berwarna hitam pekat. Bongkahan-bongkahan batu hasil erupsi pun tertata alami dan indah di bibir pantai menemani si pasir hitam.
|
Pasir hitam si pulau legendaris, Anak Krakatau |
Kami semua bergembira dan sangat antusias dengan perjalanan mendaki keatas Anak Gunung Krakatau dan yang membuat aku lebih takjub adalah, beberapa puluh meter dari bibir pantai, kami tak lagi menginjak pasir hitam, semakin jauh kaki mendaki pasir berubah warna menjadi abu-abu yang menghasilkan debu ketika kami berjalan. Sahabatku mulai terengah-engah ketika jalanan mulai mendaki, karena saking bersemangatnya aku tak sadar meninggalkan dia jauh dibelakang bersama dengan rombongan lain, merasa tak enak, aku pun lambaikan tangan dan menunggunya sampai ditempatku berdiri. Akhirnya sahabatku dan rombongan terakhir tiba ditempatku berdiri dan kamipun melanjutkan perjalanan bersama-sama ke puncak Anak Gunung Krakatau, Karakatau pun berbisik "Selamat Datang di Puncak Ku".
|
Puncak Anak Gunung Krakatau |
Aku bertanya-tanya jika gunung yang ku daki saat itu adalah Anak Gunung Krakatau, lantas apakah ada Krakatau lainnya disekitar pulau anak gunung? Jawabannya adalah Ya ada 3 pulau diseberang pulau Anak Krakatau ini. Krakatau terbagi menjadi 4 gugusan pulau seperti dilansir Wikipedia Puncak yang terekam oleh kamera ku diatas dan dibawah ini, adalah salah satu puncak dari yang aku kira, Puncak Gunung Krakatau atau Rakata Besar.
|
Dari kejauhan, pulau besar Krakatau atau Rakata Besar |
Lantas ada Pulau Krakatau Kecil atau Rakata Kecil, Pulau Sertung dan yang aku kunjungi ini, adalah Pulau Anak Krakatau, informasi itu aku hasilkan dari penelitianku melalui Google Maps dan Wikipedia.
|
Sunrise dari puncak Anak Gunung Krakatau |
Matahari mulai menyilaukan mata, ini waktunya untuk mengambil beberapa photo siluet, tapi aku gagal hahahaha. Perjalanan mendaki kami akhiri seiring dengan naiknya mentari pagi, perjalanan kami lanjutkan ke Lagoon Cabe.
Aku bakalan post pengalaman snorkeling aku di Lagoon Cabe Sabtu ini ya guys! Buat kalian yang sudah pernah kunjungi Lagoon Cabe, boleh donk aku di share link blog nya atau komen di kolom komentar ya guys!
Dari Traveler Biasa untuk Kalian Traveler Luar Biasa